Bisu Karena Rindu

Saturday, January 21, 2017


          Waktu memang lihai dalam menipu. Tak terasa bahwa aku sudah lama menunggu, dan aku tahu bahwa aku memang jenuh. Pernah berfikir bahwa aku tidak akan menunggumu dan aku tahu bahwa aku akan membohongi diriku sendiri. Aku lebih suka menunggu daripada aku sendiri di kemudian hari. Tak apalah jika harus menunggu lama lagi. Aku berjanji. Jangan! Aku tidak berani berjanji, bahkan aku tidak tahu apakah aku bisa menepatinya atau tidak suatu saat nanti.

Aku masih muda dan aku sedikit takut. Aku tahu dengar benar bahwa suatu saat apa yang aku tunggu mungkin tidak sama merindu sepertiku. Seperti hujan saat ini, bahkan aku tidak tahu kapan ini berakhir. Jika hujan berakhir nanti, mari kita bertemu? Akan aku beritahu bahwa aku benar benar rindu. Bahwa rinduku bukan main main. Ketika hujan kembali turun mengenai kepalaku, aku tahu rinduku semakin berat. Dan pastilah aku akan berakhir dengan basah, begitu pula dengan hati ini. Sekali lagi aku masih muda dan masih takut untuk merindu, tapi sekarang ini aku sedang rindu.

Benar, suatu saat nanti hujan akan reda. Hujan dingin yang membuatku membeku akan berubah menjadi air mata yang hangat dan akan jatuh mengganti hujan yang mereda. Tenang saja, suatu saat semuanya akan berlalu, bahkan rindu yang menderu. Jika itu masih saja terasa, aku akan memaksanya untuk menyudahinya. Sepertinya rindu akan sia sia. Tapi jika hujan benar benar sudah reda, mari bertemu. Bisakah kita tertawa bersama? Sebentar saja, aku mohon. Meski hujan masih menguasai malam, bisakah kita tetap bertemu walaupun aku tidak memiliki tenaga untuk membuka paying. Biarlah diri ini basah. Jika kita nanti bertemu, biarlah kita sama sama tahu. Ijinkan aku menangis sebentar dan biarkan aku bersandar pada hujan. jadi kau akan bisa melihat betapa sedihnya kita berdua, kau akan bisa melihat air mata yang mungkin akan menetes walau kutahan sekuat apapun. Barulah setelah itu, ijinkan aku mengucapkan selamat tinggal. Masing masing dari kita. Selamat tinggal untuk kita berdua

Aku masih ingat sebelum hujan ketika aku akan pergi, kau mengucap “ Bisakah kau tinggal sebentar? Itulah mengapa aku takut memilikimu, baru sebentar dan nantinya kau akan meninggalkanku. Aku sayang kamu ”. dan kini kau yang pergi walau kau tahu aku masih menunggu dengan rindu yang selalu menyiksa. Aku harap kau dulu tak tersiksa layaknya aku menunggumu. Aku tahu bahwa kita masih menyimpan rasa yang sama seperti dulu. Namun kini kita lebih memilih bisu walau dalam rindu. Dan aku masih menyayangimu entah sampai kapan? Mungkin jika memiliki seseorang yang menjagamu, dan itu yang tidak bisa aku lakukan kepadamu.


Selamat malam, salam rindu . . .

You Might Also Like

2 comments

Followers

Total Pageviews

Translate