Jangan Pergi! Aku Telah Kembali

Saturday, January 06, 2018

Image Source : Google

Saat ini aku ingin sekali kembal pulang, apakah aku harus melalui jalan yang sama ketika aku pergi? Atau justru berhati hati melewati jalan lain namun dengan resiko kamu tinggal pergi? Kembali pulangpun, apakah masih ada hati yang sama disana untukku kembali? Atau justru aku pulang hanya untuk menyaksikan suatu hal yang lapang? Bahwa hati yang pernah saling mengharapkan kini hilang. Yang tersisa mungkin lubang, bahwa dulu di sana ada hati yang mengharapkan seseorang pulang.

Sudah berberapa tahun sekarang? Entahlah, karena aku tak pernah menghitungnya. Langit juga tidak bisa menunjukkannya sudah berapa lama aku pergi. Namun yang aku tahu, langit terkadang labil. Kadang cerah, kadang mendung. Atau aku yang membuatnya terlihat cerah dan mendung, lebih tepatnya karena batinku? Percayalah, aku pergi bukan karena aku tidak peduli. Aku justru akan tetap tinggal jika aku tidak peduli kepada dirimu. Hanya saja, kau tidak memaknai kepergianku seperti makna yang aku pahami. Pasti kau berfikir “ Bagaiaman bisa kau peduli jika kau pergi? ” Haruskah aku menjelaskannya? Kau emosi dank au tak akan peduli. Aku yakin

Kau tahu, saat aku pergi, dari tempatku di sini aku tak henti-hentinya menatap senja. Kau tahu? Sungguh indah jika dilihat dari tempatku berada. Aku tak akan menyebutkan dimana tempatnya karena aku yakin kau tak peduli. Tapi ketika aku melihat bahwa senja sudah sampai batasnya, disana aku mulai merasa kehilangan. Apa itu yang kau rasakan? Sebenarna siapa disini yang kehilangan? Aku? Atau dirimu? Jika dirimu yang merasa kehilangan, apa kau merasa sakit layaknya yang aku rasakan ketika aku pergi meninggalkanmu? Yah ketika senja sudah sampai batasnya, disana aku melihat bayangmu. Selalu. Aku tidak mengada ada, saat itu kau begitu indah dalam baying. Tapi kau tahu? Saat itu juga aku sadar bahwa baying dirimu akan menghilang begitu senja menghilang. Sialnya, kau hanya menyisakan bayang. Terkenang saat bayangmu menghilang bersama senja. Lalu aku akan terdiam.

Kini ketika kembali dan aku melangkahkan kaki terakhirku di ujung jalan untuk menemuimu, senyumku hilang begitu saja ketika melihat dirimu. Bukan karena kau layu ataupun mati begitu saja ketika aku pergi, tapi karena sekarang kau tidak sendirian. Ada yang menemanimu di sana, dihari ini ketika semuanya serba tidak pasti. Pasti menyenangkan bagi dirimu yang pernah menjadi favoritku,  karena sekarang kau tidak sendirian. Namun sayang kamu tidak tahu, siapa kini yang menemanimu.

Apa kau begitu cepat menyesali karena aku pergi walau kupastikan kau bahwa aku akan kembali? Apakah janji tidak begitu berarti ketika aku bisa bertahan dari wanita yang berani mendekati meski aku sudah susah menolak karena sudah ada yang aku miliki. Dan kini? Ketika aku kembali, aku sudah ada yang menemani? Sudahlah, temani saja dia yang selama ini menemani dirimu yang sepi karena aku tinggal pergi. Jika aku masih kuat, aku akan menunggu disini bersama kotak cicin yang aku kantongi. Dan biarkan saja senja kembali menawan rindu ini.


You Might Also Like

0 comments

Followers

Total Pageviews

Translate